Masjid Near Me

Masjid – Arsenal: Finsbury Park Mosque

Menjadi agenda rutin penulis untuk mengunjungi masjid baru di sekitar kota London untuk shalat Jumat. Khususnya, jika waktu agak luang dan tugas kampus sudah dapat diamankan. Kedua hal tersebut, dibutuhkan untuk menikmati perjalanan pencarian sebuah masjid.

Seperti biasa, penulis dibantu dengan teman setia ‘Google Map’ dalam penelusuran rute. Kali ini tujuannya adalah masjid ‘Arsenal’ atau nama resminya Finsbury Park Mosque. Butuh waktu sekitar 25 menit dari Waterloo Station, pusat kota London.

Dari stasiun, penulis menggunakan underground, atau Londoners menyebutnya ‘Tube’, dengan jalur ‘Jubilee Line’, dan jurusan Stanmore, lalu turun di Green Park, taman bernuansa ‘full’ hijau yang yang berdampingan dengan Buckingham Palace, salah satu istara Ratu.

Setelah tiba di Green Park station, perjalanan dilanjutkan ke jurusan Walthamstow dengan jalur ‘Victoria Line’, kemudian turun di Finsbury Park, yang juga merupakan nama taman. Ada sekitar 3.000 taman di kota London ‘saja’. Dengan berjalan sekitar 2 menit saja, masjid ikon kota London Utara – sebutan lainnya North London Mosque, sudah terlihat.

Suasana antrian jamaah sebelum masuk masjid

Karena dalam suasana pandemi, protokol kesehatan diberlakukan, seperti masker, membawa sajadah, plastik kresek tempat sepatu, dan social distancing. Penulis langsung ikut dalam antrian masuk untuk pengecekan. Para jamaah kemudian diarahkan pada tangga besi, di luar bangunan, untuk naik ke lantai atas, lantai 4. Di lantai inilah tampaknya sebagai ruang utama masjid untuk ibadah shalat, di samping ada tambahan satu lantai lagi di atasnya, lantai 5, ukurannya setengah, tidak full. Sehingga jamaah di lantai 5 dapat melihat imam di lantai 4, seperti umumnya masjid di tanah air.

Masjid yang diresmikan oleh Pangeran Charles, Prince of Wales, pada tahun 1993 ini, dipenuhi nuansa warna merah dari karpet sajadah ‘tebal’ yang dipadukan dengan kusen, interior, pagar lantai 5 dan mimbar khutbah berbahan kayu dengan finishing warna coklat tua ‘glossy’.

Interior Masjid

Khutbah Jumat dalam bahasa Arab ‘fushah’, tampak imam berasal dari negara Afrika. Hal ini juga mencerminkan mayoritas latar belakang jamaah yang aslinya berasal dari negara yang berbahasa Arab, seperti Somalia, Eritrea, dan Kurdi. Sampai-sampai, masjid menyediakan pengajian khusus komunitas tersebut, selain untuk komunitas Bangladesh dan Albania.

Biasanya, setiap masjid mengakomodir dua bahasa, Arab dan Inggris, pada setiap gelombang jamaah. Misalkan gelombang pertama dalam bahasa Arab, kemudian jamaah kloter berikutnya dalam bahasa Inggris, atau sebaliknya. Beruntunglah jika pembaca termasuk yang menguasai dua bahasa tersebut, dapat lebih fleksibel memilih gelombang.

Suasana sebelum khutbah dimulai

Seusai shalat, ada perwakilan dari pengelola masjid menyampaikan berita duka dan permohonan shalat ghaib. Ini tampaknya sudah menjadi ‘default’ masjid-masjid di penjuru dunia, bahkan ada juga yang melayani shalat jenazah setiap Jumat. Penulis belum membayangkan bagaimana jika layanan ini, shalat jenazah, dilakukan di masjid di lantai 4 ini, karena belum melihat secara langsung, kalaupun ada.

Selain untuk shalat (lantai 4 dan 5), lantai lainnya digunakan untuk kegiatan dakwah dan bisnis, seperti perkantoran, ruang kelas dan hall yang dapat disewa. Kegiatan dakwah meliputi kelas tahfidz, pengajian Alquran dan Hadits, youth club dan karate. Selain itu, dalam rangka dakwah kepada masyarakat luas, non-muslim, masjid menyelenggarakan ‘open day’ bagi masyarakat umum dan siswa sekolah. Kegiatan ini meliputi, tur keliling masjid, presentasi, pameran, menyaksikan ibadah shalat, diskusi dan ramah tamah (refreshment). Adapun untuk fasilitas yang dibisniskan adalah penyewaan hall yang berkapasitas 100-150 kursi, dengan tarif £50 per jam, untuk minimal pemakaian 2 jam.

Kunjungan Pangeran Charles di Klinik Vaksinasi Masjid
Picture: www.middleeastmonitor.com

Dalam masa pandemi ini, masjid juga ikut berperan aktif, sebagai pusat klinik vaksinasi Covid-19 yang bekerjasama dengan pemerintah. Selain itu, masjid juga menggalang donasi Personal Protective Equipment (PPE) ke berbagai rumah sakit, melayani ‘food delivery’ kepada lansia, dan menyiapkan iftar bagi petugas kesehatan selama bulan Ramadhan.

Tidak jauh dari masjid, jarak sekitar 1 kilometer, terdapat Emirate Stadium, markas klub London Utara, Arsenal. Cukup dengan berjalan santai kurang lebih 15 menit, nuansa megah stadion sudah dapat dinikmati. Mengunjungi masjid dan Arsenal adalah satu paket komplit yang irit, Masjid – Arsenal.

Royyan R. Djayusman