Study

Tips Berkomunikasi dengan Calon Supervisor PhD

Picture: 24slides.com

Memilih calon supervisor bagi calon mahasiswa PhD hampir sama dengan mencari jodoh. Hal ini dikarenakan harus ada kecocokan dalam berbagai aspek, seperti bidang keahlian calon supervisor sesuai dengan topik penelitian untuk program PhD kita. Selain itu, juga perlu ada kecocokan dalam aspek non-akademis yang membuat mahasiswa juga merasa nyaman. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi yang baik berupa komentar dan respon dari calon supervisor yang cepat dan ramah, saran yang diberikan sangat membantu bahkan detail. Intinya, membuat terjadi hubungan yang harmonis atau “klik” antara mahasiswa dengan supervisor, karena proses selama PhD selanjutnya akan sangat bergantung dengan sosok seorang supervisor.

Untuk melihat profil atau bidang keahlian profesor atau calon supervisor dapat dicari melalui google scholar, researchgate dan website universitas. Pada laman google scholar, pencarian dapat dimulai berdasarkan bidang keahlian atau label yang lebih spesifik, misalkan public economics, behavioural economics, philanthropy atau bidang lainnya. Begitupun pada website researchgate, pencarian dapat difokuskan pada bidang-bidang yang sesuai dengan topic dan kajian calon riset PhD kita. Apabila fokus pencarian calon supervisor tertuju pada universitas tertentu, maka pencarian dapat dilakukan secara langsung dengan mengunjungi website universitas tersebut. Pada umumnya, universitas menyediakan menu atau link daftar dosen atau academic staff berikut dengan nama departemen, bidang keahlian, research interest, daftar publikasi dan alamat email yang dapat digunakan untuk komunikasi.

Komunikasi dilakukan melalui email yang singkat dan padat. Isi email paling tidak memuat perkenalan, topik penelitian dan “link” dengan research interest profesor yang dituju. Meskipun singkat, penjelasan yang disampaikan dalam email harus dapat menarik perhatian para pakar atau profesor yang dituju serta memperhatikan etika umum dalam komunikasi, khususnya dengan seorang profesor atau pakar. Sebagai contoh, agar menghindari untuk mengirim email kepada lebih dari seorang profesor atau calon supervisor pada universitas yang sama pada saat yang bersamaan. Artinya, perlu menunggu respon terlebih dahulu, apabila beliau tidak tertarik atau belum bersedia membimbing, maka kita dapat mengirim email kepada dosen lainnya pada universitas yang sama. Selain itu, redaksi email perlu disesuaikan dengan professor dan universitas tujuan, sebaiknya menghindari penggunaan redaksi yang sama persis. Salah satu redaksi yang dapat disesuaikan adalah dengan menyebutkan hubungan tema riset kita dengan research interest beliau yang dapat kita ketahui dari CV atau daftar publikasi beliau pada website universitas atau melalui google scholar. Untuk lebih memaksimalkan redaksi email, setelah draft email siap, akan lebih bijak kalau kita meminta teman atau rekan kita untuk membaca atau mereview isi email kita, khususnya pada kehalusan dan ketepatan bahasa yang digunakan. Hal ini penting, agar pesan yang ingin disampaikan dapat tertuang dan tersampaikan dengan maksimal dan tanpa kesalahpahaman (missinformation).

Respon dari setiap professor, sangat beragam mulai dari hitungan hari sampai dengan pekanan. Bahkan ada juga yang tidak ada respon sama sekali. Secara umum, apabila seorang calon profesor yang kita kirim email belum memberikan respon dalam satu pekan, maka kita dapat memberikan reminder dengan mengirim ulang email melalui menu “reply”. Hal ini sangat penting, agar beliau dapat mengetahui bahwa kita telah mengirim email sebelumnya sebagaimana yang tertulis dalam daftar email sebelumnya. Selamat mencoba dan semoga berhasil.