Study

Dua Dokumen Penting untuk Mencari Supervisor PhD

picture: DiaNuke.org

Bagi sebagian orang berkomunikasi dengan calon supervisor PhD merupakan hal yang cukup menantang. Hal ini dikarenakan faktor terpenting dari program PhD adalah ketersediaan dan kesiapan seorang profesor untuk menjadi supervisor. Tulisan singkat ini menjabarkan dua dokumen yang krusial dalam berkomunikasi awal dengan calon supervisor.

1. Curriculum Vitae (CV)

Terdapat tiga unsur yang wajib disajikan dalam sebuah CV, yaitu data personal, riwayat pendidikan, prestasi dan daftar paper yang telah dipublikasikan atau dipresentasikan. Data personal meliputi data sederhana seperti nama, tempat tanggal lahir, alamat email, alamat rumah dan kewarganegaraan. Adapun riwayat pendidikan ditampilkan pendidikan di perguruan tinggi (S1 dan S2). Penting juga untuk mencantumkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada jenjang S1 dan S2. Sedangkan prestasi, dapat ditampilkan prestasi-prestasi selama menjadi mahasiswa S1 ataupun S2. Apabila memiliki prestasi mendapatkan hibah penelitian baik dari instansi pemerintah maupun swasta, maka akan menambah indikasi kalau kita adalah kandidat yang sangat layak untuk diterima untuk menjadi mahasiswa PhD pada universitas tujuan. Bagian terakhir adalah daftar paper yang pernah ditulis dan dipublikasikan. Pada dasarnya semua tulisan dapat dimasukkan dalam daftar ini, namun akan lebih bermakna apabila diprioritaskan tulisan yang berhubungan (inline) dengan judul proposal penelitian PhD yang sedang ditawarkan kepada calon supervisor. Intinya, tampilkan aspek kekuatan dan prestasi secara maksimal untuk mendapatkan perhatian dari calon supervisor dan panitia seleksi universitas.

2. Proposal Riset

Inti dari sebuah proposal riset program PhD adalah topik penelitian yang dijabarkan dengan menarik meskipun penjelasannya singkat dan padat. Proposal terdiri atas abstract, introduction, conceptual theory and research questions, methodology, conclusion and limitation, and research timetable. Perhatian lebih ekstra harus diberikan pada penulisan abstrak. Hal ini dikarenakan, calon supervisor akan membaca sebuah proposal dimulai dari abstraknya. Artinya, abstrak akan menentukan kesan pertama dari seorang pembaca. Oleh karena itu, penulisan abstrak sangat krusial untuk diperhatikan karena merupakan intisari dari seluruh isi proposal. Pada bagian pendahuluan (introduction) dipaparkan masalah atau gap yang terjadi antara apa yang terjadi (das sein) dengan apa yang seharusnya (das sollen). Setiap pernyataan apa yang terjadi mesti diperkuat dengan data atau referensi, begitupula dengan pernyataan apa yang seharusnya (das sollen). Selain itu, ditampilkan pula dalam bagian ini penelitian-penelitian yang pernah membahas masalah yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Adapun pada bagian conceptual theory and research questions, dijelaskan secara singkat teori yang digunakan sebagai rujuan dan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi tujuan dari penelitian. Selanjutnya methodology, pada bagian ini dijelaskan tentang jenis penelitian, alat analisis, dan populasi dan sampel secara umum. Pada bagian conclusion and limitation, dijelaskan rancangan kesimpulan yang akan dicapai pada akhir penelitian dan pembatasan fokus objek penelitian. Bagian terakhir adalah research timetable yang berisikan rencana waktu dan alokasi waktu pengerjaan setiap tahapan penelitian mulai dari penulisan proprosal, literature review sampai penulisan disertasi dan revisi setelah ujian disertasi.

Kedua dokumen di atas dilampirkan dalam attachment email yang dikirim kepada calon supervisor, disamping penjelasan singkat tentang perkenalan diri kita dan topik yang sedang ditulis. Penjelasan terkait isi email kepada calon supervisor dipaparkan pada tulisan sebelum ini yang berjudul “Tips Berkomunikasi dengan Calon Supervisor PhD”. Selamat mencoba dan berjuang!